Kamis, 03 Desember 2015

atap untuk kandang ayam


Jenis-jenis Kandang Broiler

Agun Gunawan, 2009, FTIP Universitas Padjadjaran

Jenis-jenis kandang dibedakan berdasarkan konstruksi strukturalnya. Perancangan konstruksi struktural kandang bertujuan untuk memaksimalkan aspek fungsional kandang yaitu merekayasa iklim lingkungan menjadi iklim optimal untuk broiler. Karakteritik iklim (tropis dan subtropis) merupakan faktor utama dalam perencanaan dan perancangan konstruksi kandang.

Di daerah tropis, umumnya sistem perkandangan bersifat terbuka (Gambar 1), untuk memaksimalkan fungsi ventilasi karena intensitas angin relatif tinggi. Hal itu dapat mengurangi biaya investasi pengadaan kipas (fan) sebagai komponen ventilator, dan memaksimalkan cahaya matahari yang juga memiliki intensitas yang tinggi.

 Gambar 1 Kandang Terbuka Dengan Atap Monitor (Yasmir, 2003)

Di daerah subtropis, umumnya sistem perkandangan bersifat tertutup (Gambar 2), untuk mengurangi perbedaan iklim yang ekstrim. Seluruh dinding kandang ditutup dan untuk ventilasi udara serta pengaturan suhu digunakan blok pendingin (cooling pad) dan kipas pembuangan udara (exhaust fan) (Sudaryani dan santosa, 2003).

Gambar 2 Kandang Tertutup dengan Atap Lancip (Siska, 2006)

Selain dari bentuk dinding, perbedaan kandang terbuka dan tertutup juga terjadi pada komponen atap. Jenis-jenis kandang berdasarkan bentuk atap terbagi menjadi dua yaitu atap monitor dan lancip. Atap monitor (Gambar 3) berfungsi untuk membantu ventilasi terutama pada peternakan broiler skala industri. Pada peternakan skala kecil, atap monitor kurang cocok karena biaya pembuatannya lebih tinggi (Sudaryani dan Santoso, 2003).

Perbedaan lain pada sistem perkandangan adalah bentuk lantai. Lantai kandang broiler terbagi dua, yaitu lantai berlubang dan lantai litter. Kandang dengan lantai berlubang (Gambar 3) biasa dipakai pada kandang baterai (brooder cage), karena selalu digunakan untuk pemeliharaan anak ayam (day old chicken). Bahan lantai dipilih yang aman untuk broiler dan ekonomis, agar tidak menyulitkan dalam pengadaannya. Kandang dengan lantai litter, seperti yang disajikan pada Gambar 4, terbuat dari semen atau tanah yang dipadatkan kemudian di atasnya ditaburkan bahan tambahan (sekam padi, serbuk kayu, gilingan tongkol jagung dan lain-lain). Bahan litter berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban di dalam kandang. Kalor yang timbul sangat dipengaruhi oleh bahan dan ketebalan lantai litter. Semakin tinggi ketebalan litter maka akan semakin tinggi pula suhu dan kelembaban di dalam kandang. Ketebalan litter maksimal 8 cm untuk daerah subtropis dan 5 cm untuk daerah tropis (Rasyaf, 2004). 

 Gambar 3 Lantai Berlubang (Sutardi, 2008)

 
Gambar 4 Lantai Litter (Rasyaf, 2004)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar